Your Personal Brand is Everything

Your Personal Brand is Everything
Oleh: Yons Achmad
(Praktisi Branding. CEO Brandstory.ID)

Ingin bekerja atau dipekerjakan pada perusahaan impian?
Ingin bekerja profesional secara mandiri?
Ingin mengenalkan usaha yang baru dijalankan?
Ingin membangun kolaborasi dengan beragam pihak?
Ingin membawa segalanya ke level berikutnya?

Personal Branding adalah jawabannya.

Mungkin ada pertanyaan. Apa hubungannya personal branding  dengan pekerjaan impian atau bisnis yang sedang dijalankan? Ya, tentu semuanya itu ada hubungannya. Bahkan begitu erat.  Setiap kita adalah manusia dan personal branding adalah cara kita untuk bisa terhubung dengan orang lain.

Untuk sebuah kolaborasi, kita perlu berbicara dengan orang lain. Untuk bisa mengembangkan bisnis, harus bisa “menjualnya” kepada orang, baik produk barang maupun jasa yang bakal kita tawarkan. Intinya, kadang bukan di produk barang atau jasanya itu. Tapi, pada manusia yang menjalankannya. Itu intinya.

Sekarang, bayangkan seorang tokoh. Umpamanya, Sandiaga Uno. Dia seorang sosok yang energik dan tampan. Ia seorang pengusaha, pejabat publik, public figure, politisi. Hidupnya, boleh dibilang lengkap, tanpa kekurangan satu apapun. Tapi, apa yang dilakukan? Ia tetap rajin merutinkan personal branding, lewat tampilan-tampilan di media sosialnya. Yang menjadikan dirinya manusiawi, mencoba tidak berjarak dengan orang lain.

Setidaknya, begitulah tampilan media sosialnya. Praktik nyatanya, apa demikian? Sepertinya selaras. Akrab dengan warga biasa, terutama generasi milenial, generasi Z (Gen-Z) dan seterusnya. Kerap memakai busana casual, kerap memakai sepatu brand lokal. Gaya komunikasinya pun terlihat horizontal. Tak menampakkan bagaimana misalnya seorang atasan dan bawahan.

Saat personal branding dijalankan, ia boleh dibilang tak muda lagi. Lewat sudah umur 50 tahunan. Hasilnya, tak mengecewakan. Salah satunya pernah  dipilih sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.  Sebuah jabatan yang tentu sangat relate dengan aktivitas keseharian personal brandingnya. Tak ada penolakan publik, kiprahnya baik-baik saja ketika menjabat. Itulah hasil dari personal branding. Setidaknya, personal branding membantu menuju pada capaian-capaian itu.

Dalam “Ilmu Personal Branding” setidaknya ada 3 hal, yang perlu dilakukan agar personal branding menjadi efektif.  Mengikuti Becky Tumewu dalam bukunya “Personal Brand”,  setidaknya memenuhi adanya kejelasan (clarity), keteguhan (constancy) dan konsistensi (consistency).

Di sini, Sandiaga Uno menempatkan posisinya sebagai politisi yang membawa perubahan atau harapan baru untuk Indonesia dan juga kalangan anak muda atau milenial, menonjolkan hobi dan potensi yang ada seperti bermain basket, renang dan joging dan hal lainnya dengan tujuan mendapat apresiasi dari anak muda. Di sini, nuansa yang tampak adalah angin perubahan yang tentu mendapat sambutan baik kalangan muda.

Sandiaga Uno memiliki keteguhan (constancy). Apakah Sandiaga Uno tak pernah mendapatkan tantangan? Tentu ada bahkan sering. Tapi, ia selalu bisa menjawabnya dengan ramah, tanpa amarah. Ia percaya, pesan-pesan yang disampaikan adalah baik dan mengarah untuk kemajuan. Keteguhan semacam itu yang terus dipegang.

Sandiaga Uno tetap konsisten (Consistency), hal ini dapat dilihat dari perilaku yang ditampilkan sehari-hari sangat konsisten dengan tampilan di media soaial sehingga terbangun persepsi positif di publik. Banyak politisi dan pejabat publik yang gagal di sini. Kenapa? Karena kadang apa yang ditampilkan di media sosial tidak selaras, tidak sejalan dengan perilakunya sehari-hari. Di sini, Sandiaga Uno berhasil melakukannya. Apa yang ditampilkan di media sosial, begitulan perilakunya sehari hari.

Sampai sini, mungkin muncul pertanyaan, kenapa yang dijadikan contoh Sandiaga Uno?

Saya hanya mau bilang. Ia saja, yang saya kira punya segalanya, masih terus berproses, bersusah payah untuk terus membranding dirinya, apalagi kita?

Mohon maaf, tidak bermaksud merendahkan. Tapi, mencoba rendah hati, bahwa kita jauh di bawahnya. Itu sebabnya, personal branding semestinya terus dilakukan “lebih keras” lagi. Agar, kita benar-benar bisa dikenal lebih banyak lagi orang dengan kompetensi, keahlian, keilmuwan, pengalaman, maupun produk barang dan jasa yang bakal kita tawarkan.

Di sini, boleh kita simpulkan, personal branding is everything. Ia, boleh dibilang segalanya. Apalagi kalau kita misalnya tidak punya modal materi atau finansial sama sekali. Personal branding adalah jalan satu-satunya untuk “menyelamatkan” hidup kita.

About the Author

Yons Achmad

Yons Achmad
Penulis | Pembicara | Pencerita
(Storyteller. Founder Brandstory.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these