Apa yang sering dipikirkan orang ketika melihat orang lain yang dipandang sukses dan berhasil?
Mendekati mereka
Meminta proyek pada mereka
Meminta bantuan pada mereka
Wajar. Manusiawi. Tapi, bagaimana kalau kita memandangnya berbeda. Menaruh hormat kepada mereka. Menjadikan sepak terjangnya sebagai inspirasi dan kita bisa mencontoh pola kesuksesan, keberhasilannya dengan versi kita sendiri. Singkatnya, berani menjaga jarak dengan mereka.
Dengan begitu, kita terhindar dari sikap oportunistik, sikap-sikap yang melulu memanfaatkan peluang jangka pendek, selalu memanfaatkan orang. Sehingga, menjadikannya lupa keunggulan diri sendiri. Lupa mengembangkan diri. Inilah fokus yang sedang kita obrolkan sekarang.
Nah, dalam konteks ini, fokus mengembangkan diri sendiri menjadi penting. Goalnya apa? Orang, perusahaan, instansi pemerintah dll nantinya akan dengan suka rela membeli produk baik berupa barang maupun jasa kita. Atau setidaknya, mencoba menjajaki peluang kerjasama dan kolaborasi.
Orang akrab dengan istilah “Self Development”. Sebuah proses sadar meningkatkan kualitas hidup berbasis keunggulan diri. Semuanya itu, konon dimulai dari mindset (pola pikir) dan saya lumayan setuju. Profesor Carol S. Dweck, profesor bidang psikologi dari Stanford University dalam buku berjudul “Mindset: The New Psychology of Success” mengenalkan istilah “Growth Mindset”.
Profesor itu menyampaikan bahwa mindsets pada dasarnya adalah suatu keyakinan (beliefs) yang berada didalam pikiran individu. Individu memiliki pilihan mindset apa yang akan digunakan. Mindsets memiliki peran yang besar dalam menentukan perilaku individu, mindset memiliki kekuatan untuk mengarahkan individu dalam bertindak atau merespon suatu kejadian.
Diperkenalkanlah, Growth mindset, menggambarkan pola pikir seseorang yang meyakini bahwa mereka memiliki kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Orang-orang dengan growth mindset percaya bahwa segala kemampuan dan karakteristik yang mereka bawa sejak lahir adalah modal, namun bukan penentu masa depan mereka. Oleh karena itu, individu-individu dengan growth mindset yang tinggi memiliki semangat untuk terus belajar dan tidak takut untuk gagal.
Tentu, di sini, kita tidak anti pada “Networking” (berjejaring).
Merapat ke orang-orang hebat memang kadangkala perlu. Hanya saja, semua tentu saja kembali kepada keunggulan pribadi. Kompetensi yang paling bisa diandalkan apa? Lagi-lagi, semuanya kembali kepada diri sendiri. Ketika kita tumbuh, fokus mengembangkan diri, percayalah, keajaiban-keajaiban akan datang dengan sendiri pula. Ini bukan sekadar motivasi, tapi saya kira jalan yang cukup masuk akal dan realistis.
Salam
Yons Achmad
Praktisi Branding
CEO Brandstory.ID