Pada beranda media sosial saya, sering muncul “pesona” Dewa Eka Prayoga. Siapa dia? Ia salah satu pengusaha muda Indonesia, juga motivator bisnis yang namanya cukup populer di Indonesia. Dirinya dijuluki sebagai “Dewa Selling”, sebagai Business Owner dari 60-an brand. Bisnis yang digeluti Dewa berasal dari niche berbeda-beda, mulai dari buku, ecourse, kosmetik, hijab, digital product, hingga properti. Julukan “Dewa Selling” itu menjadi performa personal branding yang begitu kuat dan melekat dalam dirinya.
Saya kebetulan juga membaca buku-bukunya. Kali ini, saya akan fokus bahas personal brandingnya.
Konon, dirinya mencitrakan diri sebagai orang yang “Jago Jualan”. Saya tak akan bahas apakah benar dia jago jualan atau tidak. Dalam personal branding, pertamakali yang disorot adalah persepsi. Citra yang ingin ditampilkannya memang “Jago Jualan” alias “Dewa Selling”.
Mungkin, dirinya sudah banyak membuktikan diri. Begitu juga, membantu banyak orang juga bisa menjual produk-produk mereka. Tapi, ada satu langkah yang juga diambilnya, yang tak semua pebisnis melakukannya. Apa itu? Menulis buku.
Tak hanya menulis buku-buku soal “Jualan” tapi juga menulis buku lain. Misalnya “Personal Brand Hack”. Setelah dirinya fokus pada kompetensi “Jago Jualan”, kemudian, membangun reputasi dengan menulis buku macam-macam. Dari buku seputar “Jago Jualan” sampai “Personal Branding”. Begitu caranya bangun reputasi. Soal prestasi (Achievement), tentu saja, selain “Jago Jualan” produk sendiri maupun produk orang lain, dirinya juga berhasil membuat bukunya laris manis di pasaran.
Cerita di atas, sekadar contoh saja bagaimana kompetensi, reputasi dan prestasi diusahakan melalui apa yang kita sebut personal branding itu. Saya sendiri, sebagai sebagai penulis sekaligus praktisi personal branding, juga melakukan beberapa hal semacam itu.
Sebagai penulis yang fokus pada penulisan profil (sosok) dan biografi, untuk bangun reputasi, saya menulis juga semacam buku panduan praktis menulis kreatif berjudul “Menjadi Penulis Kreatif” yang saya kemas ulang pada edisi terbaru berjudul “You Are a Creative Writer”. Sebagai praktisi branding, saya menulis buku “Your Are a Brand”. Saya yakin, tak semua praktisi branding menulis buku. Saya salah satu yang menulis buku soal branding, khususnya personal branding. Ini juga salah satu usaha bangun reputasi atau otoritas.
Setelahnya, selain buku-buku banyak dibeli orang, alhamdulillah banyak pula lembaga, perusahaan, institusi pendidikan dan instansi pemerintah yang mengundang saya sebagai pembicara, baik seputar “Penulisan Kreatif” maupun “Personal Branding”. Betul juga, salah satu langkah paling efektif dalam personal branding memang menulis buku terkait keahlian yang kita miliki.
Pertanyaan sekarang, apa kompetensi Anda
Apa reputasi yang sudah dibangun?
Apa prestasi terkait dengan kompetensi Anda?
Silakan menjadi bahan pemikiran. Kalau sudah ketemu, bolehlah saya undang Anda di Podcast Depok yang saya dirikan, sekaligus saya menjadi Hostnya. Kita bincang-bincang di sana. Berbagi inspirasi, sehingga bisa memberikan pencerahan bagi banyak orang. Menjadikan keahlian Anda juga semakin dikenal publik dan kolaborasi cantik dan ciamik hadir setelahnya.