Agustus 2025 datang, saya sambut dengan rasa senang. Kenapa? Ya memang harus begitu. Konon, orang harus bekerja dulu untuk mendapat gaji, baru senang (bahagia) kemudian. Saya tidak, karena bekerja mandiri, pada perusahaan sendiri, harus senang dan bahagia dulu sebelum bekerja agar nasib baik menyapa ke depannya.
Saya mengakhiri Juli 2025 dengan tidur agak cepat. Lalu bangun jam 3 pagi. Melihat kalender sudah tanggal 1 Agustus 2025. Bersujud sejenak kemudian mengoreksi kembali rancangan bisnis untuk sisa sekian bulan ke depan. Tak terasa, sudah lebih setengah tahun berlalu di 2025 ini. Sebagai pengelola perusahan jasa, saya mencatatkan hasil yang tak terlalu buruk. Tapi, belum cukup memuaskan secara penghasilan. Baik untuk diri, perusahaan maupun tim. Ini yang membuat kami lebih bersemangat lagi. Biasanya, mulai bulan Agustus dan bulan-bulan selanjutnya lumayan ramai. Semoga tak meleset.
Kalau ditanya profesi, sebenarnya saya lebih suka disebut sebagai seorang penulis. Setiap hari menulis. Saya biasa mengawali hari dengan menulis kolom. Tema yang diangkat sangat beragam. Hasilnya, memang baru dua yang berhasil saya kumpulkan dan jadikan buku tahun ini. Buku yang kemudian diproses berjudul “You Are A Brand” (Strategi Personal Branding Lejitkan Karier dan Bisnismu). Satu lagi buku “Seribu Kiprah Alumni KAMMI” (Buku Pertama) yang berisi seratus profil singkat para alumni KAMMI. Satu lagi buku biografi “Suryadi Jaya Purnama: Berkhidmat Tiada Henti”, kiprah politisi PKS NTB. Artinya, setiap dua bulan menghasilkan satu buku.
Ke depan, sekian bulan tersisa, tentu menjadi tantangan tersendiri, bisa menghasilkan satu buku tiap satu bulan. Rasa-rasanya, target yang lumayan masuk akal. Untuk menjadi penulis yang bisa hidup layak memang perlu lebih produktif lagi. Kalau misalnya satu tahun hanya menghasilkan satu buku, tentu teramat sulit untuk bisa bertahan hidup. Kecuali buku-buku best seller. Tapi rasa-rasanya, buku bisa best seller di tahun 2025 ini cukup sulit. Jalan paling rasional, tentu menghasilkan buku lebih banyak lagi.
Mungkin, banyak penulis lain yang sudah tidak menulis buku dan dicetak. Mereka menulis di media-media digital, platform kepenulisan digital, membuat buku digital (produk digital) juga menulis untuk FB Pro misalnya. Saya tentu sedikit paham itu, tapi belum ikut arus ke sana. Saya tertarik produk digital dan menjualnya nanti di platform Lynk.id. Tapi, masih dalam tahap persiapan.
Untuk produk berupa kolom-kolom, mungkin tidak langsung bisa mendapatkan uang dari sana. Tetapi, kolom-kolom yang saya hasilkan, selain sebagai pencerahan, tanggungjawab “intelektual”, juga sebagai semacam jembatan atau media berkomunikasi saya dengan orang lain. Di sana ide-ide nyambung, kolaborasi-kolaborasi lain terbangun. Memang, baru lumayan menghasilkan kalau dikumpulkan jadi buku.
Sementara itu, ketika mendirikan media online erabaru.id, juga menjadi semacam jembatan untuk membangun jaringan dan kemitraan strategis lainnya. Bisnis dan cuan lewat media onlien ini saya kira juga masih menjanjikan. Sampai saat ini, produk kepenulisan yang masih cukup menghasilkan, salah satunya masih pembuatan, penerbitan dan pencetakan buku biografi tokoh.
Selebihnya, saya bersama tim mengelola Brandstory.ID (Anda bisa buka dan lihat portofolio kerja-kerja kita tahun ini). Semacam perusahaan konsultan komunikasi yang fokus pada produksi konten.
Sekian lama perjalanan, kami memang baru fokus pada konten teks. Ke depan, kami akan lebih terbuka untuk menjadi vendor produksi konten-konten digital dan visual. Tentu, hal ini sebagai bentuk adaptasi atas “Semangat zaman”.
Satu hal yang saya dan tim pikirkan, hanya terus bekerja dan berkontribusi untuk dunia yang lebih baik, itu saja. Terutama tentu untuk bangsa ini. Selain itu, tentu saja bagi “Dapur Kami” agar tetap terus bisa “Ngebul”.
So, selamat menikmati konten-konten digital (visual) kami untuk setidaknya sekian bulan ke depan sampai akhir tahun. Dalam perjalanan sisa tahun ini, tentu kami masih terbuka jalin komunikasi dan kolaborasi kerja-kerja bersama.
Yons Achmad. (Kolumnis, tinggal di Depok. Pendiri Brandstory.id)

Comment