Setahun pemerintahan Prabowo-Gibran, banyak catatan dari berbagai kalangan. Pengamat Komunikasi yang juga Direktur Eksekutif Brandstory Indonesia, Yons Achmad memberikan catatan bagi peningkatan dunia pers (media) di tanah air. Menurutnya, setahun ke depan pers (media) harus diperkuat demi Indonesia yang lebih maju.
“Setahun ke depan, pers (media) saya kira perlu terus diperkuat. Pers atau medialah yang sejauh ini tak hanya beritakan fakta tapi juga terus memberikan makna atas beragam peristiwa sehingga publik bisa menangkap informasi yang lebih utuh dibandingkan dengan media sosial,” katanya.
Dikatakan lebih lanjut, penguatan pers ini penting karena selama ini perslah institusi yang paling konsisten menyuarakan beragam isu dan pengawalan berbagai kebijakan publik secara lebih obyektif dengan argumen dan narasumber-narasumber yang dipilih secara ketat. Sementara, media sosial (medsos) tak melakukannya.
“Memang media sosial (media sosial) mungkin bisa hadir lebih cepat dalam melaporkan sebuah peristiwa, tapi mereka kebanyakan tidak paham kerja-kerja jurnalistik sehingga baginya yang penting cepat dan viral. Hal ini menurutnya sangat membahayakan. Kerja-kerja pers (media) tak seperti itu, salah satunya ada verifikasi sehingga informasi hadir lebih obyektif,” ujarnya.
Menurut Yons, institusi pers seperti televisi, radio dan media cetak saat ini memang terus berkurang, fenomena PHK pekerja media (wartawan) juga terus bertambah, fakta ini juga perlu mendapat perhatian pemerintah. Bergugurannya institusi pers bisa menggerus obyektivitas karena digempur kehadiran media sosial (medsos) yang sangat subyektif.
“Saya kira, penguatan institusi pers ini memang mendesak dilakukan. Pemerintah perlu secara aktif ajak bicara insan pers, terus membangun kemitraan yang saling mendukung, sehingga arus informasi bisa terjaga kualitasnya dengan informasi-informasi yang bermutu, bukan info-info receh ala medsos dan mohon maaf sampah yang dominan,” tegasnya.

Comment