Setiap akhir pekan, saya menyempatkan diri untuk menonton film. Kali ini, saya menonton sebuah film yang diangkat dari kisah nyata. Berjudul “Lansky. Film yang berkisah tentang bandit paling brutal di zamannya. Nama lengkapnya Meyer Lansky. Namanya tersohor sebagai bandit paling brutal, kejam dan tak segan-segan hilangkan nyawa orang. Terkenal era 1940-1950-an di Amerika. Film yang dibintangi oleh Sam Worthington dan Harvey Keitel. Film ini begenre biografi, laga dan kriminal.
Alkisah, Sang Bandit gelisah. Umurnya 80 tahun sudah. Ia dikisahkan alami trauma masa kecil, dibully. Kelak, dia membalas perbuatan itu. Ia tumbuh di jalanan yang keras. Ia sudah mulai berjudi sejak kecil sampai jadi pemilik gerai kasino dan perjudian lainnya di kemudian hari. Lalu merambah pada bisnis properti, seperti hotel, apartemen dengan manajemen ala preman.
Sampai punya juga semacam agensi pembunuh bayaran “Murderer.inc”. Ia melayani beragam pesanan pembunuhan. Pada era jayanya, pernah juga dapat godaan terjun ke dunia politik dengan intrik yang tak kalah brutalnya. Singkat cerita, sepanjang hidupnya, terlibat bisnis ilegal, membunuh banyak orang sampai terlibat beragam aksi kriminal yang kejam. Rumor, dirinya memiliki 300 juta dollar waktu itu yang disimpan entah di mana.
Beragam berita muncul tentangnya. Ia terus gelisah. Ia merasa tak seperti yang digambarkan oleh beragam media itu. Maka, dia mulai berpikir untuk menceritakan kisah yang sebenarnya. Ia ingin hidupnya ditulis menjadi semacam biografi gambarkan sisi yang tak dihadirkan media waktu itu.
“Tak semua yang diberitakan media benar,” pikirnya. Maka dia mengontak David Stone (Sam Worthington), penulis biografi berbakat yang sedang bangkrut dan kepayahan hidupnya. Istrinya sendiri sudah tak percaya lagi dengannya karena uang tak kunjung datang, sementara anaknya sedang membutuhkan dana yang tak sedikit untuk biaya rumah sakit. Bertemu di sebuah restoran. Terjadi kesepatakan. Satu pesan Lansky “Mengkhianatiku, maka akan ada konsekuensi yang mengerikan.”
Di tengah kepayahan hidup, David, sang penulis biografi melakukan tugasnya dengan sepenuh hati. Tentu, penuh gejolak. Antara idealisme profesi yang terus dipegangnya. Sampai pragmatisme mendapatkan uang secara cepat untuk biaya kebutuhan keluarganya. Tak hanya berurusan dengan Sang Bandit. Sang penulis biografi itupun diburu aparat. Kenapa? Aparat merasa dia tahu soal keberadaan rumor uang 300 juta dollar yang dimiliki Sang Bandit. Aparat percaya dia tahu di mana uang itu di simpan dan negara ingin mengambilnya.
Dari film itu, saya membaca paradoks, ironi dan sisi lain. Dunia memang beragam, Sang Bandit dengan banyak kekayaan, nyatanya tak bisa hidup tenang walau banyak uang. Sang penulis biografi dengan idealisme menyala kadang terpaksa menerima pesanan dari Sang Bandit sekalipun, semata demi nafkah keluarga. Yang tentu bertentangan dengan hati nuraninya. Sementara, negara (aparat) yang tak punya otak, tak punya kreativitas, selalu pilih cara gampang meraup uang dari rakyatnya.
Sebagai penulis biografi, asyik juga saya menonton film semacam ini. Terlepas dari semuanya. Saya kira, penulis biografi profesi yang belum terdisrupsi, masih bisa eksis dan bertahan di tengah gempuran perkembangan zaman. Kenapa? Salah satunya tak bisa ditulis dengan ChatGPT. Ia harus telaten mendengar. Meramunya dengan teknik ciamik agar kisah selalu menarik. Saya percaya, pekerjaan yang dilakukan sepenuh hati, akan selalu menemukan kabar baik dikemudian hari. []
Yons Achmad. Penulis Biografi. Pendiri Brandstory.id
NB: Kisah Anda ingin dituliskan jadi buku Memoar/Biografi. Hubungi Kami (085282974648).

Comment