Brandstory Media
Home » Article & News » Yayasan Pelita Ilmu Luncurkan Buku Pelita Desa karya Prof. Samsuridjal

Yayasan Pelita Ilmu Luncurkan Buku Pelita Desa karya Prof. Samsuridjal

Yayasan Pelita Ilmu (YPI) gelar acara syukuran sekaligus peluncuran buku “Mendampingi Pelita Desa: Kisah Remaja Membangun Desa” karya Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI, bertempat di “Pelita Desa” Jl. H. Miing, RT. 01 / RW. 03, Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, Jawa Barat (Minggu, 15 September 2024).  Sebuah acara yang merupakan refleksi kiprah kesuksesan pemberdayaan masyarakat desa.

Yayasan Pelita Ilmu (YPI) sendiri pada awalnya bergerak salah satunya mengupayakan penyuluhan AIDS bagi siswa sekolah dan remaja. Prof. Samsu bersama rekannya, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM mendirikan YPI punya cita-cita luhur. Mereka membayangkan punya tanah di pedesaan untuk menampung saudara-saudara ODHA agar dapat hidup nyaman dan mudah mendapat pengawasan medis. Walau waktu itu harapan hidup orang dengan AIDS hanya berkisar antara 6 sampai 12 bulan.

“Tapi, kami ingin harapan hidup yang singkat itu dapat dijalani dengan bahagia. Di atas tanah yang akan dibeli itu akan dibangun hunian yang layak untuk teman-teman ODHA agar bisa tinggal dan beraktivitas,” ungkap Prof. Samsu.

Cita-cita kedua dokter itu sempat diliput oleh Harian Kompas. Seorang dermawan yang membaca kisah itu tertarik untuk berikan donasi dengan bertanya berapa dana yang dibutuhkan. Singkat cerita, sang dermawan memberikan cek senilai 200 juta pada tahun 1996. Maka, dibelikanlah tanah di daerah Ciseeng, Kabupaten Bogor seluas 2 Ha. Kabar mengejutkan, cita-cita menjadikan tanah ini sebagai rumah penampungan dibatalkan, karena satu tahun kemudian obat untuk AIDS ditemukan, yang disebut Obat Anti Retroviral (ARV).

Tanah itu kini dikenal sebagai “Pelita Desa”. Buku kecil karya Prof. Samsuridjal Djauzi itu mengisahkan, bagaimana perjalanan dirinya mendampingi remaja desa yang tergabung dalam “Pelita Desa” dalam membangun desa mereka, serta mengajak remaja di desa di daerah lain untuk ikut peduli pada pembangunan desa mereka sendiri. Dengan sebuah keyakinan bahwa kehidupan desa di masa depan tidak kalah menariknya daripada kehidupan kota.

Kini, “Pelita Desa” yang dulunya dimotori oleh Adi Setiadi yang kala itu baru berusia  18 tahun, baru lulus SMA, sekarang transformasi (perubahan) sangat menggembirakan. Beragam fasilitas dan kegiatan dilaksanakan seperti Pelita Outbound, budidaya tanaman hias, koi farm, beragam workshop (pelatihan), Café Desa Nusantara, Café Sultan Minapark sampai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) selevel SMA.

Atas capaian tersebut banyak harapan yang tersampaikan. “Peluang wisata sekolah di desa sangat  menjanjikan,  Pelita Desa siap mendampingi dan memberi kesempatan magang, pemerintah seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus mendukung serta sudah saatnya dibentuk dana abadi remaja untuk mendukung modal awal kegiatan bisnis remaja desa yang belum mandiri,” pungkas Prof. Samsuridjal. Acara sendiri berlangsung meriah dihadiri para kerabat, kolega dan warga setempat.

(Penulis/Yons Achmad/BRANDSTORY.ID)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *