Kolom
Home » Article & News » Gaya Canda Cak Imin Soal “Taubatan Nasuha” Lingkungan VS Raja Juli

Gaya Canda Cak Imin Soal “Taubatan Nasuha” Lingkungan VS Raja Juli

Gaya “Komunikasi Canda” Cak Imin kali ini berbuntut panjang. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) baru-baru ini menjadi sorotan karena meminta tiga menteri melakukan taubat nasuha imbas bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera. Cak Imin pun menyurati ketiga menteri tersebut. Ketiga menteri yang dimaksud adalah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol, dan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni.

“Bahasa NU-nya taubatan nasuha,” sambung Cak Imin sambil tertawa. Seperti saya kutip dari Kompas (5/12/2025)

Taubatan nasuha yang dimaksud Cak Imin adalah mengevaluasi total seluruh kebijakan berkaitan dengan lingkungan hidup, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.

Kedua menteri yang disunggung, Bahlil Lahadalia dan Hanif Faisol santai-santai saja menanggapinya. Namun, respon lain dengan nada agak “Marah” disampaikan Menteri Kehutanan yang sepertinya tidak terima disentil Cak Imin.

Raja Juli (Menhut) sampai membuka ruang percakapan pribadi ke publik. Membuka informasi bahwa Cak Imin  kemudian meminta maaf kepadanya buntut pernyataan tersebut.

“Saya Alhamdulillah sudah mendapat WA dari Gus Imin, beliau sampaikan minta maaf kepada saya, mengatakan bahwa bukan itu maksudnya. Beliau secara gentle minta maaf. Saya kira saya terima maaf beliau, karena memang bukan itu maksud beliau,” kata Raja dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (5/12) seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Raja Juli menyampaikan sebagai sesama menteri Kabinet Merah Putih, ia berpesan ke Cak Imin untuk kompak dan tidak mengeluarkan pernyataan yang mendiskreditkan sesama anggota kabinet.

Atas respon demikian, PKB rupanya  sedikit kaget. Detik.com (6/12/2025) melansir berita berjudul “PKB: Cak Imin Minta Maaf Bentuk Rendah Hati, tapi Dijawab Kesombongan Raja Juli”

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mengatakan permintaan maaf Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), ke Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni soal pernyataan tobat nasuha sebagai bentuk kerendahan hati. Kendati demikian, Daniel Johan menyayangkan pernyataan Cak Imin dibalas dengan kesombongan Raja Juli.

“Itu bentuk rendah hati Cak Imin. Tapi sayang, kerendahhatian Cak Imin dijawab dengan kesombongan Raja Juli,” kata Daniel Johan kepada wartawan, Sabtu (6/12/2025).

Daniel Johan mengatakan semestinya Raja Juli berterima kasih lantaran sudah diingatkan sebagai sahabat. Ia menyebut jabatan seseorang ada pertanggungjawabannya kepada Tuhan.

Sampai di sini, saya kira, dalam perspektif komunikasi publik, gaya canda Cak imin memang tak selalu mulus kedengarannya. Terlepas dari semua itu, memang gaya canda demikian menjadi ciri khas Cak Imin dalam “personal branding” politiknya.

Gaya candanya, bahkan sudah diramu dan ditulis dalam sebuah buku “Humor Cerdas Gus Muhaimin” Berpolitik dengan Riang Gembira dan Penuh Tawa” karya Khafidlul Ulum. Dalam pengantar buku itu, Cak Imin berpendapat humor adalah cara komunikasi yang tepat untuk cairkan ketegangan politik. Dengan humor, keseriusan dalam berkomunikasi akan bisa dicairkan.

Sayang, bagi pejabat dan politikus yang kurang punya selera humor, pernyataan candaan sering dianggap begitu serius. Bahkan dengan gegabah “serang balik” seperti dilakukan Raja Juli. Padahal, kalau dirinya sebagai Menteri Kehutanan memang cukup kompeten, bakal disikapi dengan rileks dan santai. Di sini, kemudian publik bisa menilai sendiri bagaimana kapasitas dan performa pejabat.

Dalam dunia politik, humor politik  sebenarnya dapat meningkatkan political engagement. Memang, tak semua politisi punya selera humor yang oke. Di sini, Cak Imin adalah satu diantara politisi yang berhasil lontarkan berbagai humor cerdas dalam politik. Bahkan di PKB sendiri, dirinya berhasil gelorakan semboyan “Berpolitik dengan Riang Gembira”. Saya kira ini sebuah kelebihan Cak Imin yang jarang dimiliki politikus. Sementara, bagi yang kurang cerdas menangkap canda-canda politiknya, siap-siap saja masuk jebakan. Ahai. []

(Yons Achmad. Praktisi Komunikasi. Pendiri Brandstory.id)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *